loading
dot deco
admin | 30 Nov 2022
Surveilans AMR (Antimicrobial Resistance).
img
Petugas Balai Veteriner Lampung turun ke tempat pemotongan unggas di Kab. Pringsewu, Lampung untuk melakukan Surveilans AMR (Antimicrobial Resistance). Antimicrobial Resistance (AMR) telah menjadi masalah serta ancaman global bagi kesehatan manusia dan hewan. AMR adalah kondisi ketika mikroorganisme seperti bakteri, virus, fungi dan parasit menjadi resisten atau kebal terhadap antimikroba (antibiotik, antivirus, antifungal, antiparasit) yang sebelumnya efektif untuk mencegah atau membunuh mikroorganisme tersebut. Dengan kata lain, antimikroba yang sebelumnya dapat mengatasi infeksi akibat suatu mikroorganisme menjadi tidak efektif atau berkurang efikasinya. AMR terjadi secara alami dan secara umum melalui perubahan genetik. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa pemicu utama AMR adalah penyalahgunaan dan penggunaan berlebih terhadap antimikroba, kurangnya akses untuk air bersih, sanitasi dan higiene pada manusia dan hewan, pencegahan dan pengendalian infeksi yang buruk pada fasilitas kesehatan dan peternakan, akses yang kurang terhadap obat-obatan, vaksin dan alat diagnosis yang berkualitas, kurangnya kesadaran dan pengetahuan tentang AMR, dan kurangnya penerapan kebijakan atau peraturan mengenai penggunaan antimikroba. Selain itu, gen resisten suatu mikroorganisme dapat diturunkan atau diwariskan secara vertikal dan dapat pula disebar secara horisontal pada mikroorganisme lain melalui mekanisme tertentu. Jika terus dibiarkan tanpa pengendalian yang efektif, AMR dapat menyebabkan sebagian besar antimikroba, yang saat ini beredar di seluruh dunia dan efektif mengobati berbagai penyakit akibat mikroorganisme, akan menjadi tidak berguna di masa yang akan datang.

© All Rights Reserved 2022

PENGUNJUNG
  • Hari ini : 0
  • Bulan ini : 148
  • Tahun ini : 1353
OPERATIONAL
  • senin - kamis 7.30 - 16.00
  • jumat 07.30 - 16.30
  • sabtu - minggu tutup