Bogor, 4 Desember 2025 — Direktorat Kesehatan Hewan, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian RI menyelenggarakan Workshop Nasional Penyakit Hewan Menular Lintas Batas (Transboundary Animal Diseases/TADs) pada 2–4 Desember 2025 di IBIS Style Kota Bogor, bekerja sama dengan World Organization for Animal Health (WOAH) dan Department of Agriculture, Fisheries and Forestry (DAFF) Australia.
Kegiatan ini menjadi forum strategis untuk memperkuat kapasitas nasional dalam pencegahan, pengendalian, dan penanggulangan penyakit prioritas seperti Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Lumpy Skin Disease (LSD), dan rabies, serta meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi berbagai penyakit hewan lintas batas lainnya.
Selama tiga hari, peserta menerima materi komprehensif yang mencakup:
- Pembaruan situasi nasional PMK dan LSD, termasuk strategi vaksinasi dan penguatan biosekuriti.
- Pendalaman surveilans dan diagnostik laboratorium, khususnya peran laboratorium rujukan dalam mendeteksi penyakit secara cepat dan akurat.
- Manajemen kedaruratan kesehatan hewan, termasuk koordinasi komando saat wabah.
- Pembelajaran dari penanganan wabah, baik di tingkat nasional maupun internasional.
- Kajian rantai nilai ternak, analisis dampak sosio-ekonomi penyakit hewan, dan pemodelan penyebaran penyakit untuk perencanaan berbasis data.
- After Action Review (AAR) guna merumuskan rekomendasi penguatan sistem kesehatan hewan Indonesia.
“Penguatan sistem kesehatan hewan nasional membutuhkan kolaborasi yang solid. Melalui dukungan WOAH dan DAFF Australia, kita membangun kesiapsiagaan yang lebih tangguh agar Indonesia mampu merespons penyakit lintas batas dengan cepat dan tepat,” tegas Direktur Kesehatan Hewan.
“Workshop ini sangat relevan bagi laboratorium veteriner. Penguatan surveilans, diagnostik, dan jejaring kerja menjadi pondasi penting agar laboratorium dapat berperan maksimal dalam deteksi dini dan respon penyakit hewan,” ujar Kepala Balai Veteriner Lampung.
Workshop menghasilkan beberapa capaian strategis, antara lain:
- Peningkatan kapasitas teknis peserta dalam penanganan PMK, LSD, rabies, dan TADs lainnya.
- Penguatan koordinasi antara pemerintah pusat, daerah, laboratorium veteriner, dan mitra internasional.
- Rumusan rekomendasi teknis untuk memperkuat strategi nasional TADs dan kesiapsiagaan wabah.
- Optimalisasi peran laboratorium veteriner dalam surveilans, diagnostik cepat, dan respons darurat.
Workshop ini menjadi momentum penting dalam memperkuat ketahanan nasional terhadap penyakit hewan menular lintas batas. Hasil dan rekomendasi yang dihasilkan akan ditindaklanjuti oleh Balai Veteriner Lampung serta berbagai pemangku kepentingan untuk mendukung target nasional menuju zona bebas PMK, LSD, dan rabies.