Madiun - Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) mengadakan audiensi dengan pemerintah Kabupaten Madiun untuk membahas potensi pengembangan lahan peternakan di wilayah tersebut. Pertemuan yang berlangsung di Pendopo Kabupaten Madiun, Jumat (30/8) ini fokus pada pemanfaatan lahan seluas 2.500 hektar di Kecamatan Kare dan 400 hektar di Kecamatan Wonoasri, yang dianggap memiliki potensi besar untuk pengembangan peternakan sapi perah dan sapi potong.
Direktur Jenderal PKH, Agung Suganda, mengungkapkan bahwa Menteri Pertanian menargetkan pemanfaatan 1,5 juta hektar lahan untuk pengembangan peternakan sapi perah dan sapi potong. Target ini merupakan bagian dari upaya percepatan penyediaan daging, susu, dan telur di Indonesia. "Kami ingin memastikan kebutuhan protein hewani dapat dipenuhi secara mandiri melalui produksi dalam negeri. Untuk itu, kami akan memanfaatkan lahan yang ada secara optimal," kata Agung.
Agung menekankan pentingnya mitra swasta baik dalam maupun luar negeri untuk mendukung peningkatan populasi sapi perah dan sapi potong dalam penyediaan daging sapi dan susu dalam negeri mendukung Program Makan Bergizi. Oleh karena itu, Agung meminta kepada seluruh pihak terkait antara lain para atase pertanian, duta besar, dan asosiasi pengusaha untuk bersama-sama mempromosikan dan mengajak para calon investor baik di dalam maupun di luar negeri untuk melakukan investasi peternakan sapi di Indonesia.
Ia juga menyebutkan bahwa 50 pelaku usaha telah berkomitmen untuk memasukkan 587.994 ekor sapi potong dan 47 pelaku usaha akan mendatangkan 1.027.126 ekor sapi perah ke Indonesia. Langkah awal yang dilakukan adalah identifikasi dan verifikasi teknis lahan untuk memastikan kelayakannya.
Menurut Agung, untuk mencapai target pemasukan satu juta sapi perah, diperlukan 500 ribu hektar lahan, sementara untuk satu juta ekor sapi potong dibutuhkan 750 ribu hektar. "Kami akan mengidentifikasi lahan yang tepat, dan setelah verifikasi, kami akan mengumumkan kepada investor. Siapa yang cepat dan proaktif, dia yang akan mendapatkan kesempatan pertama," ujar Agung.
Lahan yang diusulkan tidak hanya terbatas pada milik pemerintah daerah, tetapi juga mencakup lahan di bawah kendali Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Perhutani, serta Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yang berada di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Program ini juga diusulkan untuk dimasukkan ke dalam Program Strategis Nasional (PSN).
Agung menekankan pentingnya proses *link and match* antara lahan yang teridentifikasi dengan calon investor. Ditjen PKH akan bekerja lintas kementerian dan lembaga, termasuk pemerintah daerah, untuk memastikan kelancaran program. "Jika lahan yang diperiksa sudah sesuai, pemerintah akan segera mencarikan investor yang cocok," tambahnya.
Penjabat Bupati Madiun, Tontro Pahlawanto, menyatakan dukungan penuh dan keterlibatan aktif pemerintah daerah dalam pelaksanaan program ini, termasuk melibatkan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan. "Kami siap mendukung sepenuhnya dan akan bekerja sama dengan semua pihak terkait untuk memastikan program ini berjalan lancar di Kabupaten Madiun. Harapan kami, program ini dapat segera dilaksanakan di wilayah kami," ujar Tontro. Ia juga menambahkan bahwa Kabupaten Madiun telah menunjukkan komitmen yang kuat dalam subsektor peternakan, terbukti dengan penghargaan penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) terbaik di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2022.
Muhammad Syakir, Tenaga Ahli Menteri Pertanian Bidang Pengembangan Budidaya dan Pasca Panen Komoditas Pertanian, memberikan pandangannya mengenai program ini. "Apa yang dilakukan sekarang ini oleh Kementerian Pertanian adalah suatu langkah yang sangat strategis. Mulai dari sekarang, program ini harus menjadi program strategis presiden terpilih berikutnya," ujar Syakir. Ia juga menekankan pentingnya meningkatkan capaian di atas target yang telah ditetapkan. "Gap antara potensi dan target masih besar. Untuk itu, saya mohon agar kita bisa menaikkan capaian di atas target 100%," tutup Syakir.