Please ensure Javascript is enabled for purposes of Kementerian Pertanian RI
1
Chatbot
Selamat datang , silahkan tanyakan sesuatu

Deteksi Dini Heat Stress dengan Skoring Panting : Untuk Produksi Yang Optimal Oleh: drh Tri Guntoro, MP

  • 04/09/2024 09:34:31
  • By : Andika Eka Purbaya
  • 93
Deteksi Dini Heat Stress dengan    Skoring Panting    : Untuk Produksi Yang Optimal Oleh:  drh Tri Guntoro, MP

Permasalahan pemanasan global merupakan permasalahan dunia saat ini. Dimana hewan akan mengalami Heat Stress jika tidak dilakukan treatment. Ada fakta yang menyebutkan tahun 2013 telah terjadi kematian 3000 ekor/ 2 hari karena tidak ada naungan dan mengalami Heat Stress. Bahkan di tahun 2015 terjadi kematian 15000 pada Feedlote steers di Amerika Serikat. Gejala yang muncul ketika hewan mengalami Heat Stress adalah Pernafasan cepat, terengah-engah, liur berlebihan dan turunya imunitas. Iklim tropis di Indonesia menjadi tantangan terbesar dalam upaya optimalisasi produksi daging ataupun susu. Hal ini dikarenakan kenyataan bahwa sapi terutama pada sapi perah akan dapat berproduksi dengan baik apabila dipelihara pada kondisi lingkungan yang nyaman dengan batas maksimum dan minimum temperatur dan kelembaban lingkungan berada pada thermoneutral zone (ZTN). Diluar kondisi tersebut sapi akan mudah mengalami stres. Stres panas terjadi ketika temperatur dan kelembaban berada di atas ZTN. Lebih lanjut, dijelaskan bahwa stres panas akan terjadi ketika panas yang masuk ke dalam tubuh ternak tidak seimbang dengan panas yang dapat dikeluarkan oleh tubuh. Parameter yang sering digunakan di berbagai negara untuk mengetahui potensi stres panas pada ternak adalah dengan Temperature Humidity Index (THI). Apabila induk sapi berada pada kondisi lingkungan dengan THI kritis akan mengalami gangguan fisiologis dan produktivitas.  

Kenapa bisa stress??

Ada beberapa faktor yang mengakibatkan hewan menjadi stress diantaranya iklim/ cuaca :

1.        Suhu 30oC atau lebih karena dengan panas akan meningkatkan suhu pada hewan hingga 15oC;

2.        Kelembaban yang tinggi > 40%;

3.        Terjadi radiasi panas;

4.        Sedikit atau bahkan tidak ada angin;

5.        Kondisi panas terus menerus sampai malam (kejadiannya dari 3 sampai 5 hari berturut turut).

Faktor dari hewannya:

1.        Jenis sapinya/ rasnya: Bos Indicus lebih tahan dibandingkan dengan bos taurus;

2.        Warna kulitnya: yang berwarna hitam lebih tidak tahan stress dibandingakan dengan yang putih atau coklat;

Foto 1. Perbedaan warna kulit yang berpengaruh terhadap stress panas

1.        Kemampuan melakukan adaptasi;

2.        Status kesehatan: hewan yang memiliki riwayat penyakit pernafasan akan lebih rentan terhadap heat stress;

3.        Lamanya di kandang: sapi feedlote yang waktunya lama akan lebih rentan terhadap heat stress.

Faktor managemen :

1.      Waktu pemberian pakan dan komposisi ransum pakan terlalu banyak energi akan menjadi lebih rentan;

2.      Feedlote yang tidak memiliki akses terhadap naungan akan lebih rentan: naungan yang ideal adalah 2,5 – 3 m2/ ekor naungan;

3.      Ketersediaan tempat minum kaitanya dengan kenyamanan untuk mendapatkan air minum;

4.      Kandang yang terlalu padat: 12,5 m2/ ekor.

Kondisi sapi disaat “Heat Stress”:

  1. Suhu lingkungan yang akan berdampak Heat Stress pada sapi: Angus > 20oC dan Brahman > 28oC;
  2. Berdiri lebih disukai oleh sapi dalam kondisi panas;
  3. Sapi berebutan untuk mendapatkan air bahkan hewan dominan akan menutupi bak air minum;

Foto 2. Sapi berebutan mendapatkan air

4. Sapi gelisah;

5.Bunching atau sapi cenderung merapat dengan yang lain karena jika stress ada kencenderungan untuk berkumpul;

Foto 3. Sapi yang Banching, THI >74% meningkatkan Banching

6. Laju pernafasannya sering, jika dilihat dari Respiratory Rate yang meningkat jelas ini menandakan terpaparnya panas dan ini adalah salah satu yang tepat untuk mengukur sapi tersebut terkena heat stress atau tidak.

Adapun beberapa dampak dari Heat Stress pada sapi:

  1. Akan mengurangi bobot badan (jika hal ini terjadi) akan berkurang 40-50 kg;
  2. Pengaruhi dari Genotype sapi;
  3. Jika penanganan tidak cepat dilakukan akan berdampak kematian.

Banyak alat ukur yang bisa digunakan seperti pengukur suhu tetapi hal itu sulit untuk digunakan untuk sapi yang memiliki skala besar. Ada cara yang dapat dilakukan dengan melihat secara visual yakni dengan metode Skor Panting:

Nilai Panting 1: Sedikit terengah-engah, mulut tertutup, tidak ada air liur, mudah melihat gerakan dada

Nilai Panting 2,5: terengah-engah dengan cepat, lidah tidak keluar, mulut tdk terbuka, liur

Nilai Panting 3: Mulut terbuka dan air liur berlebih, leher diperpanjang ke kepala

 

Nilai Panting 4: mulut terbuka serta lidah sepenuhnya dikeluarkan untuk periode yang lama dengan air liur yang berlebihan, leher diperpanjang dan kepala ke atas

Nilai Panting 4,5: seperti skor 4 tetapi kepala tertekan, sapi "nafas" dari dalam tetesan air liurnya terhenti

Upaya apa yang harus dilakuakan jika sapi mengalami Heat Stress seperti dengan pemberian Naungan/ atap yang tepat (karena dengan naugan sapi akan berkurang stressnya menjadi 48%, sedankan jika tidak maka bisa 80 % sapi berdiri), memberikan pakan yang rendah energi, pemberian kipas dan melakukan penyemprotan air. Pemulihan Heat Stress berbeda beda antar breed: Brahman (4 jam) dan Angus (6jam).

By  drh Tri Guntoro, MP (Medik Veteriner Balai Veteriner Lampung)

 

 

(Sumber: disarikan dari beberapa sumber)