Please ensure Javascript is enabled for purposes of Kementerian Pertanian RI

Analisis Mendalam Dinamika Peternakan Babi di Indonesia : Tantangan Pasar, Dampak ASF, dan Pentingnya Kepatuhan Regulasi

  • 29/08/2025 14:12:00
  • By : Adminbvl
  • 370
Analisis Mendalam Dinamika Peternakan Babi di Indonesia : Tantangan Pasar, Dampak ASF, dan Pentingnya Kepatuhan Regulasi

Dampak masif ASF sejak 2019, wabah tersebut menewaskan lebih dari 500 ribu ekor babi di Bali dengan estimasi kerugian mencapai Rp2 triliun. Salah satu kasus nyata dialami oleh peternak Dana Punia, yang kehilangan seluruh ternaknya akibat virus yang terbawa dari daging mentah oleh pekerja kandang. Kasus ini menegaskan bahwa kelengahan dalam penerapan biosekuriti dapat berakibat fatal bagi kelangsungan usaha peternakan.

 

Tantangan lain muncul pada aspek logistik dan transportasi. Pengiriman babi antar-pulau masih menghadapi tingkat kematian tinggi. Seorang pedagang di Lampung menyebut kehilangan 10 ekor dari 40 ekor babi (25%) dalam satu kali pengiriman ke Sulawesi dianggap “wajar”. Padahal kondisi ini bukan hanya menimbulkan kerugian besar, tetapi juga menunjukkan lemahnya penerapan standar kesejahteraan hewan (animal welfare) selama proses transportasi.

 

Kepala Balai Veteriner Lampung, Suryantana, menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen mendampingi pelaku usaha untuk meningkatkan daya tahan sektor peternakan babi.

 

“Balai Veteriner Lampung hadir tidak hanya sebagai laboratorium diagnostik, tetapi juga mitra bagi peternak dan pedagang. Kami siap memberikan layanan uji laboratorium, edukasi, hingga konsultasi teknis. Kepatuhan terhadap regulasi dan penerapan biosekuriti ketat adalah benteng utama melindungi usaha peternak dari ancaman penyakit. Jika kita disiplin, maka industri babi kita tidak hanya bertahan, tapi juga bisa tumbuh lebih kuat,” ujar Suryantana.

 

Dalam konteks regulasi, Bvet Lampung mengingatkan pentingnya penerapan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 17 Tahun 2023 tentang tata cara pengawasan lalu lintas hewan dan produk hewan. Aturan ini menjadi kunci untuk mencegah penyebaran penyakit antar-daerah serta memastikan industri peternakan babi lebih tangguh dan berkelanjutan.

 

Meski sektor peternakan babi Indonesia masih dibayangi dampak ASF, tanda-tanda pemulihan pasar mulai terlihat di beberapa wilayah. Untuk memperkuat momentum tersebut, kolaborasi erat antara peternak, pedagang, pelaku logistik, dan regulator sangat dibutuhkan agar industri ini mampu bangkit kembali dengan lebih tangguh dan berdaya saing.

KATEGORI


WA Call Center