Repost (Ditjen PKH: https://ditjenpkh.pertanian.go.id/berita/2079-berlandaskan-hasil-kajian-kementan-susun-peta-jalan-pembangunan-peternakan-2025-2035)
Jakarta (30/10) – Kementerian Pertanian (Kementan), melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), mengadakan seminar untuk membahas hasil kajian berjudul "Studi Pemetaan Ketersediaan dan Kebutuhan Produk Peternakan di Indonesia Tahun 2025 - 2035". Seminar ini berlangsung pada Rabu, 30 Oktober 2024, di Jakarta, hasil kolaborasi antara Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada dan PRISMA.
Dalam seminar tersebut, Dirjen PKH Agung Suganda menekankan bahwa hasil kajian ini sangat penting sebagai referensi untuk menyempurnakan Peta Jalan Pembangunan Peternakan Indonesia 2025-2035 yang sedang disusun oleh Kementan. Peta jalan ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi pemerintah dalam mempercepat penyediaan daging, susu, dan telur, yang mendukung program Makan Bergizi Gratis dan swasembada pangan di Indonesia.
"Dengan meningkatkan pasokan daging, susu, dan telur, kami berharap dapat menurunkan angka stunting yang masih menjadi tantangan besar bagi bangsa ini," ungkap Agung.
Sophie Roden, Sekretaris Pertama Kedutaan Besar Australia di Jakarta, memberikan apresiasi terhadap hasil kajian tersebut. Ia berharap, "Semoga hasilnya dapat menjadi acuan bagi Indonesia dalam merancang peta jalan yang memastikan keselarasan antara ketersediaan pasokan dan permintaan pasar, serta berkontribusi pada keberlanjutan industri peternakan jangka panjang."
Pada kesempatan yang sama, Direktur Pangan dan Pertanian Bappenas, Jarot Indarto, menggarisbawahi tiga prioritas pembangunan nasional: peningkatan ekonomi, pengentasan kemiskinan, dan ketahanan pangan. "Kedaulatan pangan dan peningkatan kualitas makanan bergizi berakar pada pemberdayaan pangan lokal, termasuk pangan akuatik, serta menjaga sumber nutrisi dan penguatan tata kelola sistem pangan," jelasnya.
Ali Agus, Tenaga Ahli Menteri Pertanian Bidang Hilirisasi Produk Peternakan, menegaskan potensi Indonesia sebagai salah satu mesin pertumbuhan ekonomi dunia. "Potensi pasar yang besar akan mendorong investasi," ujarnya. Ia juga menekankan perlunya percepatan penyediaan daging sapi dan susu untuk mendukung Program Makan Bergizi serta mewujudkan Indonesia Emas 2025 yang maju, adil, dan sejahtera.
"Dengan kolaborasi dari berbagai pihak, kami optimis target ini dapat dicapai secara berkelanjutan," tutup Ali.