Dalam upaya memperkuat koordinasi antarinstansi dalam bidang kesehatan hewan, ikan, dan tumbuhan, Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (BKHIT) Provinsi Sumatera Selatan menyelenggarakan Seminar Hasil Pemantauan dengan tema “Optimalisasi Hasil Pemantauan HPHK, HPIK, dan OPTK untuk Peternakan, Perikanan, dan Pertanian yang Berkelanjutan” pada Selasa (11/11/2025).
Kegiatan yang berlangsung selama setengah hari di kantor BKHIT Sumatera Selatan ini dihadiri oleh peserta dari berbagai instansi, antara lain perwakilan Balai Veteriner Lampung, Dinas terkait, serta akademisi dari Universitas Sriwijaya. Seminar ini menjadi wadah untuk berbagi informasi hasil pemantauan penyakit hewan menular strategis, hama penyakit ikan, serta organisme pengganggu tumbuhan yang berpotensi mengancam keberlanjutan sektor pertanian, peternakan, dan perikanan.
Salah satu narasumber, Kepala Balai Veteriner Lampung, drh. Suryantana, M.Si, memaparkan materi terkait surveilans penyakit Bovine Viral Diarrhea (BVD) serta penyakit strategis lainnya yang menjadi perhatian nasional. Dalam paparannya, beliau menekankan pentingnya integrasi data dan komunikasi antar lembaga dalam mendeteksi serta menanggulangi penyakit sejak dini.
“Kegiatan seperti ini sangat baik untuk mensinergikan informasi tentang penyakit hewan agar bisa saling melengkapi. Dengan adanya kolaborasi, kita dapat memberikan rekomendasi yang lebih tepat untuk mendukung peternakan sapi yang lebih baik dan berkelanjutan,” ujar drh. Suryantana dalam penutupan sesi. Di tempat terpisah, Kepala Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Provinsi Sumatera Selatan, Ibu Sri Endah Ekandiri, menyampaikan apresiasinya kepada seluruh narasumber dan peserta atas terselenggaranya kegiatan tersebut.
“Kami mengucapkan terima kasih atas partisipasi dan kehadiran para narasumber. Harapannya, melalui forum ini dapat terwujud satu data dalam pengendalian penyakit hewan, ikan, dan tumbuhan, sehingga kebijakan yang diambil menjadi lebih efektif dan tepat sasaran,” ujarnya.
Melalui seminar ini, diharapkan terbangun sinergi dan kesepahaman antarinstansi dalam pemanfaatan hasil pemantauan, sehingga mampu memperkuat sistem ketahanan pangan dan menjaga keberlanjutan sektor pertanian, perikanan, dan peternakan di wilayah Sumatera Selatan dan sekitarnya.
