Repost (Rakyat Bengkulu: https://harianrakyatbengkulu.bacakoran.co/read/24007/ngorok-mengganas-209-sapi-dan-kerbau-mati-tutup-perbatasan-bengkulu-selatan/30)
Penyakit ngorok atau septicaemia epzootica (SE) yang menyerang ternak sapi dan kerbau di Bengkulu Selatan semakin mengganas. Sebagaimana data Dinas Pertanian Bengkulu Selatan, bulan September dan Oktober 2024 sudah 27 ternak sapi dan 182 kerbau atau total 209 ternak mati akibat serangan ngorok. Anggota DPRD Provinsi Bengkulu Dapil Bengkulu Selatan, Barli Halim, SE mengingatkan serangan penyakit ngorok pada ternak sapi dan kerbau ini harus mendapat perhatian serius dan mengambil langkah-langkah yang cepat dan taktis agar serangan SE tak semakin meluas dan tak semakin banyak ternak yang mati.
Banyaknya ternak sapi dan kerbau yang mati, tentu ini mendatangkan kerugian besar bagi masyarakat pemilik ternak. Selain itu juga memengaruhi ketersediaan hewan ternak sebagai stok daging Bengkulu Selatan. Barli menyarankan Pemkab Bengkulu Selatan agar gencar melakukan isolasi terhadap ternak-ternak masyarakat. Seluruh ternak dikandangkan lalu diberikan suntik vitamin dan vaksin. Dengan demkian ternak tersebut akan aman dan meminimalisir penyebaran penyakit.
Kepada Pemkab Bengkulu Selatan juga diminta melakukan pencegahan penyakit ngorok lebih ketat lagi yakni menutup akses ternak sapi dan kerbau dari luar kabupaten masuk ke Bengkulu Selatan. Menurutnya penyebaran penyakit tersebut salah satunya dari ternak luar daerah. Oleh karena itu cara efektif mencegah adalah perketat pintu perbatasan Lampung-Bengkulu, Sumatera Selatan-Bengkulu.
“Sebelum tambah parah, lakukan dua hal ini. Kandangkan dan perketat pintu masuk ke Bengkulu. Ini saran kami jadi mohon pemerintah daerah bisa menerima,” sampai Barli. Senada disampaikan anggota DPRD Kabupaten Bengkulu Selatan Nisan Denni Purnama S.IP. Menurutnya pemerintah daerah sendikit terlambat dalam pencegahan penyakit ternak tersebut. Sebab sudah ratusan mati dan bahkan ribuan ternak yang saat ini positif terkangkit ngorok yang juga terancam mati.
Agar tidak bertambah parah, cara terbaik saat ini mengobati dengan penyuntikan vaksin ke setiap ternak sapi dan kerbau. Nisan mendorong agar pemerintah sebanyak-banyaknya mendapatkan vaksin. Apalagi data Dinas Pertanian ada 5.661 sapi dan kerbau saat ini terjangkit ngorok. “Harusnya cepat tapi kita tidak ingin menyalahkan siapapun, yang jelas sekarang cepat lakukan vaksinasi. Tidak boleh dibiarkan,” tegas Denni.
Salah seorang peternak di wilayah Ulu Manna, Rento Supriadi mengatakan, penyakit ngorok tersebut hampir sampai di wilayah Ulu Manna. Awal mula penyakit ngorok tersebut ada di Kecamatan Bunga Mas. Saat ini para pemilik ternak sangat resah dengan serangan penyakit tersebut, apalagi penyakit ngorok menyebabkan kematin secara tiba-tiba pada ternak. “Kemarin itu ada 2 ekor sapi di perbatasan Ulu Manna dan Kecamatan Pino didapati mati karena ngorok,” ungkap Rento.
Sebelumnya Dinas Pertanian Kabupaten Bengkulu Selatan telah memberikan imbauan agar masyarakat dapat mewaspadai penyakit ngorok tersebut. Para pemilik ternak wajib mengandangkan ternak, jangan dilepas liar. Dinas Pertanian mencatat hewan yang dipotong paksa (PP) karena terkena ngorok sejumlah 38 ekor sapi dan 322 ekor kerbau. Sehingga total ternak yang dipotong paksa mencapai 360 ekor.
Sedangkan sapi sakit, dari data Dinas Pertanian sejumlah 393 ekor dan 488 ekor kerbau, sehingga total ternak sakit 881 ekor. Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Bengkulu Selatan, Ikat Aliman Maulana, SP mengungkapkan, pihak terus melakukan pendataan terhadap hewan ternak yang terkena serangan penyakit ngorok.
“Untuk vaksin sedang diupayakan penambahan 1 ribu dosis dari Kementerian Pertanian melalui Pemprov Bengkulu. Sebelumnya kami sudah menyuntikkan sebanyak 1 ribu vaksin,” demikian Ikat.