Please ensure Javascript is enabled for purposes of Kementerian Pertanian RI
1
Chatbot
Selamat datang , silahkan tanyakan sesuatu

Produksi Susu, Satu dari Lima Program Kementan Dongkrak PDB Pertanian

  • 29/08/2024 12:00:00
  • By : Andika Eka Purbaya
  • 8
Produksi Susu, Satu dari Lima Program Kementan Dongkrak PDB Pertanian
 
Jakarta – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memaparkan strategi Kementerian Pertanian (Kementan) untuk mendorong pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sektor pertanian hingga 4,81% dalam lima tahun ke depan. Hal ini disampaikan Amran dalam talkshow "Ketersediaan Pangan Bergizi Menyongsong Pemerintahan Baru" yang digelar di Auditorium Kementerian Pertanian, Kamis (29/8), bertepatan dengan peringatan HUT ke-54 Tabloid Sinar Tani.
“Kalau sektor pertanian bangkit, sektor lainnya juga akan ikut bergerak. Penopang utama PDB Indonesia adalah sektor pertanian, perdagangan, dan perindustrian,” ujar Amran.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, menegaskan bahwa ketahanan pangan nasional akan dijaga melalui implementasi Peraturan Presiden No. 125 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP). “Kita harus membuat rencana aksi yang jelas, menentukan siapa yang melakukan apa dan kapan,” kata Arief, menggarisbawahi pentingnya kerjasama lintas sektor untuk menghadapi tantangan pangan.
Kementan telah menyusun lima program utama yang diharapkan dapat menggenjot PDB pertanian. Program tersebut meliputi Swasembada Pangan Nasional, Pengembangan Komoditas Ekspor, Peningkatan Produksi Susu, Program Pekarangan Pangan Bergizi, dan Program Mandiri Energi B-50. Salah satu program yang menjadi sorotan adalah peningkatan produksi susu dalam negeri.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Agung Suganda, menyoroti kebutuhan mendesak untuk meningkatkan kapasitas produksi dalam negeri, terutama untuk komoditas susu dan daging sapi. Menurutnya, defisit produksi susu nasional mencapai 3,7 juta ton per tahun, sementara defisit daging sapi sebesar 0,4 juta ton.
“Kebutuhan nasional untuk susu mencapai 4,7 juta ton per tahun, namun produksi nasional baru sekitar 1 juta ton. Sedangkan kebutuhan daging sapi nasional sebesar 0,77 juta ton per tahun, dan produksi nasional hanya 0,37 juta ton,” jelas Agung. Ia menegaskan bahwa peningkatan produksi lokal tidak hanya akan mengurangi ketergantungan pada impor, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan serta perekonomian peternak.
Untuk mencapai target tersebut, Agung menekankan pentingnya kolaborasi dengan sektor swasta dan pemerintah daerah. Hingga saat ini, sudah ada komitmen dari 47 perusahaan untuk mengimpor 1.027.126 ekor sapi perah dan 50 perusahaan untuk mengimpor 587.994 ekor sapi potong.
“Kami optimistis bahwa dengan kerjasama yang erat antara pemerintah, swasta, dan masyarakat, target swasembada susu dan daging sapi dapat tercapai dalam waktu dekat,” pungkas Agung.