Bandar Lampung, — Balai Veteriner (BV) Lampung, Kementerian Pertanian (Kementan) memperingati Hari Rabies Sedunia dengan cara unik: menggelar Lapak Baca Kesehatan Hewan (Bakwan) bertema “Edukasi Rabies dan Kampanye Gizi” di Perpustakaan Universitas Lampung (Unila), Minggu (28/9).
Kegiatan ini menggabungkan edukasi serius dengan pendekatan kreatif. Anak-anak TK dan SD diajak mengenal bahaya rabies serta pentingnya gizi seimbang lewat aktivitas mewarnai.
Kepala BV Lampung, Kementan, Suryantana, menegaskan bahwa rabies masih menjadi ancaman serius.
“Rabies adalah penyakit yang hampir selalu berakhir fatal bila sudah bergejala. Edukasi sejak dini penting agar anak-anak tahu cara melindungi diri dan peduli pada kesehatan hewan. Melalui Lapak Baca, pesan ini bisa tersampaikan dengan cara yang menyenangkan,” ujarnya.
Selain memperingati Hari Rabies Sedunia (28 September), kegiatan ini juga bertepatan dengan Hari Kunjungan Perpustakaan (14 September). Kolaborasi dengan perpustakaan daerah, akademisi, komunitas baca, dan lembaga pendidikan menjadikan acara ini lebih inklusif, tidak sekadar seremoni.
“Lapak Baca rutin kami gelar setiap bulan, kali ini istimewa karena bertepatan dengan dua peringatan penting. Kami berharap kegiatan ini dapat menumbuhkan minat baca anak-anak, mengingat minat baca di Indonesia masih rendah,” ujar Suryantana.
Menambahkan pentingnya literasi, Lisa Trihandayani yang mewakili Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Lampung menyampaikan, “Perpustakaan bukan hanya tempat buku, tetapi pusat pembelajaran dan pengembangan diri. Literasi yang baik akan membuka peluang dan memperluas wawasan generasi muda,” jelasnya.
Menurutnya, kegiatan Lapak Baca berperan penting menanamkan kebiasaan membaca sejak dini sekaligus meningkatkan kesadaran akan kesehatan hewan dan gizi keluarga.
Kementan berharap kegiatan ini memperkuat literasi sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya vaksinasi rabies, perawatan hewan, dan pola hidup sehat.
“Melawan rabies tidak cukup dengan vaksinasi, tetapi juga dengan pengetahuan yang ditanamkan sejak dini,” tutup Suryantana.
