Jakarta — Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong pemerintah daerah untuk membuka peluang investasi peternakan guna mempercepat Program Percepatan Peningkatan Produksi Susu dan Daging Nasional (P2SDN). Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Agung Suganda, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor.

“Kita harus berkomitmen tinggi dalam mendorong P2SDN agar tidak terus bergantung pada impor, termasuk potensi meningkatnya lalu lintas sapi ilegal,” kata Agung saat menerima kunjungan Gubernur Kalimantan Utara, Zainal Paliwang, di Kantor Kementan, Kamis, 17 Juli 2025. Menurut dia, penyediaan lahan yang clean and clear di daerah menjadi syarat utama agar investasi bisa segera masuk.

Kementan juga menyiapkan skema intensifikasi lahan di luar Pulau Jawa untuk memecah konsentrasi peternakan dan memperkuat ketahanan pangan. “Efek domino dari investasi ini akan sangat besar: terciptanya lapangan kerja, penyediaan pangan, dan penguatan ekonomi lokal,” ujar Agung.

Gubernur Kalimantan Utara, Zainal Paliwang, menyambut baik rencana tersebut. Ia menilai sinergi antara pusat dan daerah perlu dibarengi dengan kelancaran informasi.

“Ketika daerah mengetahui kebutuhan pusat, dan sebaliknya pusat memahami potensi daerah, maka kolaborasi dapat dibangun secara konkret dan saling menguatkan,” ucap Zainal.

Program P2SDN juga dikaitkan dengan upaya memenuhi kebutuhan susu dan daging untuk mendukung program makan bergizi gratis (MBG), yang menjadi salah satu prioritas Presiden Prabowo. Kementan memastikan siap menjembatani komunikasi antara investor dan daerah pemilik lahan potensial.